Kalurahan Bangunjiwo

Tari Jathilan Ambangunjiwo Goa Wurung dari Kalurahan Mandiri Budaya Bangunjiwo tampil sebagai penutup pada gelaran pentas seni Selasa Wagen yang diselenggarakan di Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta. 25/10
Kegiatan pentas seni Selasa Wagen ini kembali diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY, setelah beberapa waktu vakum karena pandemi covid-19.
Tari Jathilan Ambangunjiwo Goa Wurung ini menceritakan tentang perjuangan Pangeran Diponegoro.
Kanjeng Pangeran Diponegoro bersama pengikutnya memilih keluar dari lingkungan kraton dan bergeser di wilayah Ngayogyokarto selatan, di lereng perbukitan di sebuah goa.
Di sekitar goa ini para prajurit dan para pengikut Kanjeng Pangeran Diponegoro menyusun kekuatan dan di gembleng ilmu kanuragan, dipimpin oleh Mas Bei Joyokesumo yang diserahi untuk memobilisator pengikut di wilayah selatan dan dibantu serta didukung oleh Nyi Ageng Serang beserta pasukannya.
Sebuah kidung yang utama ditembangkan saat penggemblengan ilmu kanuragan yaitu “Kidung Rumekso Ing Wengi”. Mereka dengan semangat tinggi berlatih ilmu keprajuritan ilmu kanuragan sebagai benteng dalam menghadapi tentara Belanda.
Namun ternyata keberadaan pengikut pangeran Diponegoro di goa lereng sebelah utara tersebut sudah diketahui telik sandi Belanda yang akhirnya Kanjeng Pangeran Diponegoro bersama pengikutnya bergeser di lereng bukit sebelah selatan yaitu di Goa Selarong.
Dan goa sebagai markas pertama kali yang berada di wilayah Dusun Bibis Bangunjiwo di lereng bukit sebelah utara ini diberi nama Goa Wurung.
Salam Budaya
Lestari Budayaku