Kemarau panjang masyarakat Bangen adakan upacara adat tradisi "Pinuwunan Jawah Gunung Dlongeh"

Administrator 05 Desember 2019 15:10:07 WIB

BangunjiwoNews; Masyarakat Pedukuhan Bangen melaksanakan “PINUWUNAN JAWAH GUNUNG DLONGEH” (adat tradisi memohon turunnya hujan). (Kamis 05/12). Budaya tradisi ini merupakan warisan para leluhur yang masih terus dilestarikan oleh masyarakat.

Tradisi pinuwunan ini mengandung cerita sebagaimana ditampilkan dalam sebuah kesenian. Konon ceritanya di sebuah dusun yang beralamat Kalinongko Bangen Bangunjiwo Kasihan Bantul, hiduplah warga yang rukun dan damai. Tanahnya subur dan makmur penuh dengan kebahagiaan.

Adegan 1; Namun, suatu ketika terjadilah kemarau panjang yang membuat tumbuhan mati dan sumber air mengering. Warga mulai resah dengan kemarau tersebut, karena aktivitas pertanian tidak berjalan seperti biasa.

Adegan 2; Pak Dulhadi selaku dukuh (waktu itu) dan seluruh warga, berusaha mencari solusi dengan mendatangi sesepuh dusun yang bernama Mbah Sumo.

Adegan 3; Setelah mendapat arahan dari Mbah Sumo, warga akan melakukan upacara adat “Pinuwunan Jawah Gunung Dlongeh” yang sudah menjadi tradisi.

Sebelum upacara dimulai, Mbah Sumo berdoa kepada Tuhan yang dikhususkan untuk Eyang Buyut Badut Saridesa. Warga bergotong royong mempersiapkan upacara adat yang melibatkan seluruh warga, yang meliputi: anak-anak (dolanan), ibu-ibu (memasak), bapak-bapak (mempersiapkan peralatan). Kegiatan tersebut dilakukan waktu petang secara bersamaan.

Doa dalam upacara ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Tumpeng robyong, terdiri dari nasi, gudangan dll.
  2. Rujak madu mangsa, terdiri dari nangka, gula jawa, kedelai hitam dll.

     Bahan tersebut harus berjumlah ganjil antara 7, 9 atau 11 yang menggambarkan sunah rasul.

  1. Jajanan pasar, pisar raja setangkep, bunga, kemenyan dan dupa sebagai wewangian.

Setelah persiapan  selesai, warga dusun mulai tahlilan yang ditandai dengan penyerahan tanggung jawab kepada pemuka agama.

Adegan 4; Pagi harinya warga mempersiapkan pertunjukkan jathilan disertai upacara penyiraman luweng dengan rujak madu mangsa sebanyak 3 siwur. Di dalam luweng juga kan dimasukkan ujung tumpeng robyong yang dipotong oleh Pak Dulhadi /Mbah Sumo. Sesajian yang dibuat tadi tidak boleh dicicipi oleh siapapun termasuk yang memasak dan harus habis sebagai wujud syukur.

Penyiraman Luweng dalam pertunjukkan jathilan yang dilakukan warga adalah wujud sukacita karena telah turunnya hujan di tanah dlongeh. Akhirnya tanah Desa Bangunjiwo pun dapat kembali subur, makmur dan penuh kebahagiaan.

Komentar atas Kemarau panjang masyarakat Bangen adakan upacara adat tradisi "Pinuwunan Jawah Gunung Dlongeh"

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Desa Wisata Bangunjiwo

INFOGRAFIS APBKAL TA 2024

LAPORAN REALISASI APBKal TA 2023

Profil Desa Wisata Bangunjiwo Paradise Of Culture

Data Jumlah Penduduk Bangunjiwo

Album Peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kapanewon Kasihan

GIS BANGUNJIWO

Profil Desa Wisata Kajigelem

APLIKASI ANDROID

PENGUMUMAN

||HARI KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO, HARI SENIN - JUM'AT|| ||LAYANAN PAJAK STNK KELILING SETIAP HARI KAMIS DI BALAI DESA BANGUNJIWO, PUKUL 09.00 - 11.00 WIB||

Persyaratan Administrasi Kalurahan

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License