Upacara Adat Tradisi Pinuwunan Hujan Gunung Dlongeh Tahun 2024
@mgr 28 Oktober 2024 09:15:07 WIB
Tradisi pinuwunan ini mengandung cerita sebagaimana ditampilkan dalam sebuah kesenian. Konon ceritanya di sebuah dusun yang beralamat Kalinongko Bangen Bangunjiwo Kasihan Bantul, hiduplah warga yang rukun dan damai. Tanahnya subur dan makmur penuh dengan kebahagiaan.
Adegan 1; Namun, suatu ketika terjadilah kemarau panjang yang membuat tumbuhan mati dan sumber air mengering. Warga mulai resah dengan kemarau tersebut, karena aktivitas pertanian tidak berjalan seperti biasa.
Adegan 2; Pak Dulhadi selaku dukuh (waktu itu) dan seluruh warga, berusaha mencari solusi dengan mendatangi sesepuh dusun yang bernama Mbah Sumo.
Adegan 3; Setelah mendapat arahan dari Mbah Sumo, warga akan melakukan upacara adat “Pinuwunan Jawah Gunung Dlongeh” yang sudah menjadi tradisi.
Sebelum upacara dimulai, Mbah Sumo berdoa kepada Tuhan yang dikhususkan untuk Eyang Buyut Badut Saridesa. Warga bergotong royong mempersiapkan upacara adat yang melibatkan seluruh warga, yang meliputi: anak-anak (dolanan), ibu-ibu (memasak), bapak-bapak (mempersiapkan peralatan). Kegiatan tersebut dilakukan waktu petang secara bersamaan.
Doa dalam upacara ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Tumpeng robyong, terdiri dari nasi, gudangan dll.
Rujak madu mangsa, terdiri dari nangka, gula jawa, kedelai hitam dll. Bahan tersebut harus berjumlah ganjil antara 7, 9 atau 11 yang menggambarkan sunah rasul. Jajanan pasar, pisar raja setangkep, bunga, kemenyan dan dupa sebagai wewangian. Setelah persiapan selesai, warga dusun mulai tahlilan yang ditandai dengan penyerahan tanggung jawab kepada pemuka agama.
Adegan 4; Pagi harinya warga mempersiapkan pertunjukkan jathilan disertai upacara penyiraman luweng dengan rujak madu mangsa sebanyak 3 siwur. Di dalam luweng juga kan dimasukkan ujung tumpeng robyong yang dipotong oleh Pak Dulhadi /Mbah Sumo. Sesajian yang dibuat tadi tidak boleh dicicipi oleh siapapun termasuk yang memasak dan harus habis sebagai wujud syukur.
Penyiraman Luweng dalam pertunjukkan jathilan yang dilakukan warga adalah wujud sukacita karena telah turunnya hujan di tanah dlongeh. Akhirnya tanah Desa Bangunjiwo pun dapat kembali subur, makmur dan penuh kebahagiaan.
Komentar atas Upacara Adat Tradisi Pinuwunan Hujan Gunung Dlongeh Tahun 2024
Formulir Penulisan Komentar
Profil Desa Wisata Bangunjiwo Paradise Of Culture
PENGUMUMAN
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Survey Lokasi Pemasangan Rambu-Rambu Lalulintas Program PIK TA 2026
- TPS Resik Tenan menerima Kunjungan dari Perumda Aneka Dharma dan Bamuskal Pendowoharjo
- Kunjungan DPRD Komisi D dalam rangka Monitoring Program Desa Prima Gayatri Bangunjiwo
- Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2025
- Kegiatan Apel Pamong Kalurahan Bangunjiwo 20 Januari 2025
- Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan bencana gempa bumi yang ramah disabilitas
- Gladi Macapat Perdana di Pendopo Kalurahan Bangunjiwo Tahun 2025