Belajar Sejarah Hari Pahlawan Melalui Pentas Drama Kolosal
Pitaya 23 November 2019 14:17:37 WIB
Selama ini belajar sejarah bukanlah hal yang mengasyikan bagi anak-anak generasi milenial. Anak-anak generasi ”Z” yang hidup di jaman serba modern ini harus membaca buku yang berisi tentang sejarah pada zaman dahulu. Sejarah apapun, tidak hanya sejarah pahlawan dan kemerdekaan. Mereka yang sudah dimanjakan oleh kemajuan tehnologi tidak akan betah bila belajar sejarah hanya dengan membaca dan menghafal saja. Namun bagaimanapun juga sejarah harus kita turunkan kepada anak-anak generasi penerus bangsa, supaya mereka paham akan asal-usul negara kita, sehingga mampu mengambil hikmah dari peristiwa sejarah.
Ada yang hilang dari pelajaran sejarah saat ini, jika model pembelajaran masih monoton seperti jaman dulu. Makna dan pesan dari perjuangan para pahlawan tidak akan sampai jika kita tidak mengubah strategi pembelajaran kita.
Hal inilah yang mendorong guru-guru SD Banyuripan Kasihan Bantul menggelar drama kolosal tentang tragedi 10 November yang terjadi di Surabaya pada tahun 1945. Bertempat di halaman sekolah, pentas drama tersebut dimainkan dengan penuh semangat oleh siswa-siswi kelas 3 sampai kelas 6, Jumat 22 November 2019.
Drama yang dimulai dengan pawai bendera merah putih sebagai simbol kemerdekaan negara Indonesia itu berlangsung sangat meriah. Namun, keceriaaan tersebut berubah ketika tentara Belanda yang di pimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby datang dan mengobrak-abrik perkampungan rakyat jelata. Di satu sisi Bung Tomo dengan semangat membara membakar semangat para pemuda “arek-arek Suroboyo” dengan pidatonya. Puncak ketegangan terjadi ketika aksi penyobekan bendera warna biru pada bendera Belanda. Itu terjadi saat baku tembak antara tentara Belanda dengan pemuda Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo. Suasana semakin haru ketika dua orang siswa membacakan puisi tentang kepahlawanan yang diiringi alunan lagu “Gugur Bunga”. Semua penonton larut dalam kesedihan, yang kemudian dipecahkan dengan teriakan “Merdeka” dari Bung Tomo. Acara yang ditutup dengan lagu “Surabaya” itu sangat menyentuh emosi siswa, bahkan ada beberapa yang sampai menitikkan air mata.
Komentar atas Belajar Sejarah Hari Pahlawan Melalui Pentas Drama Kolosal
Formulir Penulisan Komentar
Profil Desa Wisata Bangunjiwo Paradise Of Culture
PENGUMUMAN
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
| Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
| Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
| Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Bosan dengan wisata biasa? Sekar Mataram menawarkan Wisata Edukasi Kajigelem
- Kalurahan Bangunjiwo berhasil meraih Juara 2 Lomba Monolog Lurah dan Juara 3 Lomba Anekdot
- Badan Pangan Nasional/National Food Agency melaksanakan kunjungan di Kalurahan Bangunjiwo
- Sosialisasi dan Koordinasi Penanganan TBC di Kalurahan Bangunjiwo TA 2025
- Kegiatan Apel Pagi Pamong Kalurahan Bangunjiwo 1 Desember 2025
- Monev Bamuskal terkait Pembangunan Infrastruktur Kalurahan Bangunjiwo TA 2025
- Penyusunan SOP Pelayanan Kalurahan Bangunjiwo Tahun 2025
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
















